Sabtu, 19 Mei 2012

Resep Pisang Goreng / godoh beyu( GOBE alah Pa'ol) inforesep pisang goreng Resep Pisang Goreng Hayooo…Siapa diantara Anda yang masih menyukai jajanan pasar yang satu ini??? Di daerah saya, dagang Pisang Goreng menjamur dimana-mana. Baru keluar gang, udah nongol dagang Pisang Goreng. Di setiap daerah di Indonesia memiliki resep Pisang Goreng dengan berbagai nama yang berbeda. Di Bali misalnya, Pisang Goreng disebut Godoh Gedang. Di Jawa Pisang Goreng disebut Limpang Limpung. Di Sibolga Pisang goreng disebut dengan Pisang Rakit sedangkan di Pontianak Pisang Goreng disebut sebagai Pisang Kapas. Resep Bahan Pisang Goreng : * 10 buah pisang kepok/raja yang tua * 125 gram tepung beras * 25 gram tepung sagu * 1/4 sendok teh garam * 100 ml air Cara Membuat Pisang Goreng : 1. Campur tepung beras, tepung sagu, garam, dan air, aduk sampat kental dan licin. 2. Kupas pisang, potong menurut selera. 3. Celupkan potongan pisang ke dalam adonan tepung. Goreng dengan api sedang sampai matang dan berwarna kecoklatan. 4. Tiriskan. Selamat mencoba
Resep Makanan Paling Enak Resep Makanan Paling Enak Saya baru habis makan roti bakery dengan isi ayam-jamur. Sedap, lezat rasanya. Tetapi baru makan sebuah, kenyanglah sudah. Begitu saya makan lagi sesuap nasi, rasa kenyang menghilang dan makan lagi nasi sebakul, bahkan lebih nikmat, meski hanya dengan masak pare-tahu. Makan nasi bikin lapar, makan roti, kentang, masakan restoran, bikin kenyang. “Machtig” (“berat”) kata orang Belanda. Memang enak, tetapi untuk makan sesekali. Kalau saban hari disuguhi makanan ”berat” begitu, mana tahan? “Justru nasinya yang bikin enak. Memilih nasinya ketimbang lauknya yang enak,” kata istri. Tidak seperti masakan mewah, masakan rakyat umumnya banyak yang “ringan”. Makan nasi dengan lauk seperti lalap, pepes oncom, sayur bening, paru, sambal colek dalam cobek, wah pedasnya membangkitkan selera! Lalu minum air kendi, bukan aqua, air kelapa lo, dan duduk santai, rileks – tidak seperti di hotel -, nyaman, bebas, tanpa pusing memakai jas, dasi, sepatu, tanpa menghiraukan sendok, pisau, garpu, tanpa perlu meletakkan serbet diatas pang­ku, kaki dinaikkan saja keatas kursi, bangku. Betah, tak dikejar hutang, waktu, tak diusik nyamuk, tamu, hanya ditemani anggota keluarga, orang terdekat … “calon pasangan hidup”, si upik memperbaiki. Sambil ngobrol dan berlama-lama. Wow, sedapnya! Orang sepertinya pesta makan setiap hari. Murah, non-kolestrol lagi. Untuk makan sesuatu yang lain dari biasa, saya mengambil sepeda, membawa bekal sedikit(!) – itu rahasianya, agar dikenang karena masih kepingin lagi – dan duduk, jongkok, atau berdiri, makan ditempat tenang, teduh, entah di tepi lembah dengan pemandangan indah jauh dibawahnya, atau di tepi rawa, danau, kali, maupun dipinggir tambak-tambak ikan di bawah pohon-pohon bakau, api-api, meski hanya nasi goreng AMPERA, kata orang di zaman susah dulu, yang berisi cabai dan bawang saja atau nasi uduk.Wah, enaknya! Tak mau saya menukarnya dengan makan stik di restoran. Lalu, apa enaknya makan es krim, kue tar atau buah anggur sekali­pun, kalau makan sendiri, sedang yang lain hanya bisa melihat? Justru dalam membagi rezeki, bertambahlah kenikmatannya, meski masing-masing hanya kebagian sedikit. Nah, macam itulah seni makan atau resep makanan paling enak. “Penyedap-penyedapnya” dong, kata si upik. Mana bisa ditemukan dibuku resep masakan, dijumpai, dibeli di restoran, dipunyai juru masak top untuk pesta perkawinan, jamuan di istana raja sekali­pun?

Social Goes Public: The Facebook IPO

Social Goes Public: The Facebook IPO

Kamis, 17 Mei 2012

Internet Speed Test

Internet Speed Test

Jajan Tipat Cantok dan Rujak Buleleng


Bali - Pengin mencicipi makanan khas Bali yang sedap? Mampirlah ke warung ini. Tipat cantok yang berbalut bumbu kacang rasanya pedas-pedas gurih. Jajan Bali yang legit, gurih dan hangat bermandikan saus gula merah sungguh membelai lidah. Hmm... jangan lupa pesan juga rujak khas Bulelengnya!

Banyak yang bilang makanan khas Bali kurang sedap. Karena itulah saya sengaja berputar mencari-cari warung Mira yang ada di Jl. Katrangan, saat berada di Denpasar. Konon warung sederhana ini menawarkan makanan Bali yang sedap dan enak. Pencarian saya berakhir di warung sederhana,berupa ruangan ruko berisi beberapa kursi dan meja bundar dan panjang.

Menunya tertulis di papan putih di salah satu sisi tembok. Selain tipat cantok, ada plecing kebyos, plecing serelimo, rujak buleleng, jajan bali, jukut undis, rawon pangi, sudang lepet dan sate babi. Harga yang ditawarkan rata-rata Rp 5.000,00 per porsi. Harga yang lumayan murah untuk kawasan Denpasar.

Yang membuat saya makin yakin kalau makanan di warung ini sedap karena pembeli yang tak pernah surut baik yang jajan di tempat atau dibawa pulang. Di dalam lemari kaca saya melihat aneka jajan Bali yang masih hangat mengepul berikut semangkuk besar saus gula merah yang menguar wangi. Tawon-tawonpun berkeliaran mengitari wadah gula merahnya.

Rujak dan tipat yang dipesan akan diracik langsung. Diuleg di dalam cobek tanah yang besar. Hmm... langsung terbayang kesegaran si tipat dan rujak yang saya pesan. Tipat cantok ini tak lain adalah ketupat berikut sayuran berbumbu kacang. Jadi mirip lotek atau gado-gado uleg yang jadi favorit saya!

Plecing kebyos yang saya pesan disajikan lebih dulu. Isinya kangkung, kacang panjang dan tauge yang diberi topping kelapa parut berbumbu urap dan ditaburi kacang tanah goreng. Sedangkan jika diaduk jadi satu seperti urap disebut plecing serelimo.

Setelah diaduk rata, plecing ini rasanya sungguh sedap. Kacang panjang dan kangkungnya terasa krenyes segar beradu dengan bumbu kelapa yang pedas gurih plus kacang tanah goreng yang garing. Tak seperti urap, plecing ini tidak memakai kencur sehingga dominan aroma bawang putih dan cabai.

Porsi tipat cantoknya tak berapa besar. Potongan kecil ketupat berbaur dengan irisan tahu, tauge dan kacang panjang diselimuti bumbu kacang. Bumbu yang diuleg tak terlalu halus memberi jejak krenyes gurih yang enak. Ada smeburat pedas, gurih, manis dengan tonjokan bawang putih yang kuat. Taburan bawang merah goreng membuat tipat ini jadi sedap. Kesegarannya sangat terasa karena dibuat a la minute.

Aroma rujak yang sejak awal sudah menggoda saya ternyata memang dahsyat. Rujak gula cuka Buleleng ini memang khas kawasan Buleleng. Memakai gula merah Buleleng yang harum plus irisan tipis pisang batu. Buah-buahannya diserut tipis melebar panjang; pepaya mengkal, bengkuang, mangga muda, nanas dan timun. Bumbu rujaknya diaduk rata sehingga sedikit berair.

Sekali suap langsung terasa manis asam gula merah yang beradu dengan cabai yang pedas menggigit. Pas dimakan saat udara panas mulai menyengat. Huah..huah..pedas manis asam rujak ini ternyata justru membuat saya terpacu untuk menuntaskan rujak buleleng ini!Buat peredam rasa pedas menggigit di mulut seporsi jajan Bali pun jadi penumpasnya.

Jajan Bali dan lumpia goreng warung Mira ini memang tersohor. Yang disebut jajan Bali ini terdiri dari aneka jajan pasar. Pisang rai, yang terbuat dari adonan tepung beras, santan dan pisang, mirip kue pisang. Kue lak-lak yang berupa serabi mini berwarna hijau, lupis mini berbentuk segitiga, lulut alias putu mayang dan gendar ketan hitam yang diiris tipis.

Semua jajan ini diracik jadi satu, ditaburi kelapa parut dan dikucuri sirop gula merah. Rasa jajannya gurih manis dan segar karena masih hangat. Sirop gulanya selain legit juga menebarkan aroma wangi yang menusuk hidung.

Perlahan dan pasti kesedapan jajan Bali inipun memenuhi mulut yang tak bisa berhenti berkunyah. Ya, siapa bilang makanan Bali tak sedap? Yang satu ini bukan hanya sedap tetapi juga murah. Dengan Rp. 10.000,00 sudah bisa makan 2 porsi menu yang sedap mengenyangkan!



Rabu, 16 Mei 2012



Wah kalo resep yang satu ini sih siapapun pasti suka. Asem, pedas, manis, seger, nano-nano rasanya…Kalo di Bali  Rujak Buahnya aneh-aneh lo…pernah nyoba ga Rujak Buah Boni Kuah Pindang (Rujak ini beneran lo pake kuah pindang, masih ada di daerah Denpasar), Rujak Buah Buleleng (Rujak Buah Buleleng menggunakan pisang batu pada sambalnya), ada juga lo Rujak Buah Sambal Batu Kapuk (Mama saya bilang, Rujak yang satu ini biasa dijumpai di desa-desa di Bali, jaman sekarang sih udah langka). Hmmm…kebayang ga rasanya??? Ah daripada buat yang aneh-aneh, yuk buat Rujak Buah yang ini aja…
Resep Bahan Rujak Buah :
  • 1 buah bengkuang
  • 1/4 buah (350 gram) pepaya mengkal
  • 300 gram nanas
  • 1 buah mangga muda
  • 8 buah jambu air merah, dipotong 3 bagian
  • 2 buah ketimun
  • 3 buah kedondong
Resep Bahan Sambal Kacang Rujak Buah :
  • 150 gram kacang tanah kulit goreng
  • 2 buah cabai rawit merah
  • 1 sendok teh terasi goreng
  • 1/2 sendok teh garam
  • 100 gram gula merah
  • 2 sendok makan air asam jawa (dari 1 sendok teh asam jawa dan 3 sendok makan air)
  • 150 gram nanas, dipotong-potong
Cara Membuat Rujak Buah :
  1. Ulek rata cabai rawit merah, terasi, garam, gula merah, dan air asam jawa. Masukkan kacang. Ulek rata. Tambahkan nanas. Ulek jangan terlalu hancur.
  2. Sajikan buah dengan sambal dan pelengkapnya.
  3. Selamat menikmati.

Selasa, 15 Mei 2012


Tumis Kangkung Ibuku


Sudah ke warteg-warteg, tapi belum pernah ketemu. Sudah coba googling, tapi tak ada resep yang serupa. Maka yakinlah aku, ini adalah resep asli kreasi ibuk-ku. Ibu terhebat di dunia.
“Tumis Kangkung” (a la bu Kasiati)
Bahan:
kangkung segar, potong-potong, cuci bersih
santan kental sedikit saja (kira-kira 1 gelas)
Bumbu:
bawang merah, bawang putih, merica, gula, garam, tomat (haluskan)
daun bawang, iris
lengkuas, digeprek
kecap manis
minyak untuk menumis
Cara memasak:
  1. Panaskan minyak, tumis bumbu halus sampai harum, tambahkan lengkuas
  2. Masukkan santan, biarkan mendidih sebentar, tambahkan kecap manis
  3. Masukkan kangkung dan daun bawang. Tutup biar kangkung cepat matang
  4. Selesai
Tuh kan, mudah banget nget nget… Dan masakan ini benar-benar belum pernah kutemui di daerah lain. Jadi di rumah Malang, istilah tumis kangkung dan oseng kangkung itu berbeda. Tumis untuk kangkung masak kuah santan seperti di atas, dan oseng untuk kangkung tumis pake bawang dan cabe iris seperti yang sering ditemui di warteg-warteg. Rasa tumis kangkung a la ibuk?! Hmmm… sedap! Apalagi dimakan pas anget-anget pake lauk tempe Malang digoreng garing dan asin. Yummy…